Susahnya Shalat Khusyu’


Shalat adalah sarana terbesar dalam penyucian hati. Pada saat yang sama shalat adalah alat ukur sucinya hati seseorang. Penegakannya adalah pengakuan terhadap ketuhanan dan pengaturan Allah SWT. Ketidakkhusyukannya adalah hilangnya kehidupan.
( Said Hawwa; Al-mustakhlash fii tazkiyatun-nafs )
Hidup dengan shalatpun tetap susah, bila shalat itu tidak khusyu atau”hadir” kepada Allah. Dunia ini memiliki tabiat disenangi. Sementara itu tidak ada manusia yang benar-benar merasa puas pada kesenangan dunia sampai ia mengalihkan tujuannya kepada akhirat. Ibarat minum air laut, semakin diminum, semakin dahaga. Mengejar dunia seperti mengejar ujung arah mata angina, tak pernah benar-benar sampai. Yang ada malah hilang arah, lelah jasmani dan kosong rohani. Kemarin tertawa sekarang kecewa, ceria kemudian sedih, putus asa bercampur tak terima, senang lalu dendam adalah dinamika hati yang disibuki dunia. Lantas hati manakah yang tak lelah bila terombang-ambing seperti itu ?
Dari sudut pandang ini, kita tak kesulitan untuk mengkorelasikan keadaan mengapa ada orang-orang yang tidur berkawan harta tapi tidak bahagia. Ada pula yang hidup tak tenang seperti dikejar-kejar oleh urusan yang tak tahu apa sajakah itu. Kadang mereka shalat, tapi belum benar-benar menghadapkan diri kepada Allah. Alih-alih mengajak jiwa istirahat dari segala urusan, baru “takbiratul ihram” saja pikirannya sudah enggan diajak khusyu lalu kabur menggeluti urusan dunia lagi. Maka lupa rakaat, lupa sudah baca al-fatihah atau belum, melirik sana-sini adalah paket permainan setan untuk shalat model ini.
Alangkah baiknya kita menyimak bagaimana para penghulu agama ini menata kehidupan lewat shalatnya. Allah ta’ala berfirman, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” (QS. Al-Fath: 29)
Mereka adalah orang-orang yang sadar bahwa Allah mensyariatkan shalat demi diri mereka sendiri. Shalat adalah kesempatan menyegarkan rohani karenanya tak boleh disia-siakan. Rukuk sujud mereka membawa kepasrahan dan harapan hanya kepada Allah. Dalam shalat itu mereka melihat akhirat, sehingga dunia bergeser ke ruang terkecil dalam hatinya. Disinilah shalat benar-benar menjadi peristirahatan yang menentramkan.
Bagi anda penggemar balap, shalat adala pit stop dalam perlombaan balap formula. Shalat adalah charger bagi mesin elektronik. Shalat adalah bahtera di mata umat nabi Nuh. Shalat adalah minum bagi orang yang kehausan. Shalat adalah pulang bagi orang yang melakukan perjalanan. Shalat adalah media hiburan bagi para nabi, dan bagi yanhg mau mengikuti nabi. Tak ada shalat, taka ada istirahat.
MARI KITA BEKALI DIRI KITA DENGAN SHALAT ...

Sumber : Majalah Nurul Hayat ( www.nurulhayat.org )

 

Facebook Twitter RSS